Tampilkan postingan dengan label iklan facebook. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label iklan facebook. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 Juni 2010

Twitter Belum Mau Bisnis Pasang Iklan di Websitenya


Twitter memiliki banyak cara untuk menghasilkan uang dari layanannya. Namun nampaknya Twitter tidak mempertimbangkan pemasangan iklan sebagai salah satu sumber meningkatkan penghasilan mereka.

Salah satu pendiri Twitter, Biz Stone mengatakan bahwa perusahaannya lebih memilih untuk mengembangkan berbagai perangkat tambahan dan layanan bagi para pebisnis dan profesional pengguna Twitter. Demikian keterangan yang dikutip dari Reuters, Selasa (19/5/2009).

Menurutnya, aplikasi yang menarik lebih memikat para pengguna dan natinya akan mendatangkan keuntungan besar baik bagi citra perusahaan sekaligus juga berdampak pada peningkatan pendapatan.

Twitter berencana memperkenalkan berbagai perangkat terbaru yang tengah mereka kembangkan pada akhir tahun ini.

Namun tetap saja Stone mengabaikan Pasang iklan sebagai salah satu pemikat situs mikroblogging tersebut. Untuk memperoleh pendapatan, Twitter benar-benar mengandalkan layanan dan popularitasnya di dunia maya.

Stone pun mengatakan Twitter akan senantiasa memberikan layanan terbaik dan gratis bagi para pengguna setia mereka.

"Ada beberapa alasan mengapa kami tidak menyertakan iklan dalam situs kami. Salah satunya adalah karena hal itu benar-benar tidak menarik bagi kami," kata Stone.

Stone mengemukakan alasan lain bahwa Pasang Iklan di sepanjang tepi halaman situs Twitter akan menggangu pengguna ketika mengaksesnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Twitter tidak memiliki dan tidak sedang mencari pegawai khusus untuk menangani pemasangan iklan berbasis bisnis.

"Tidak ada seorang pun di Twitter yang bekerja untuk pemasangan iklan. Maka tidak terpikir sama sekali bagi kami mendapatkan ide untuk pemasangan iklan di Twitter," tandasnya.

Sumber: okezonecom

Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan: Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis - Indonesia

Selasa, 25 Mei 2010

Pasang Iklan: Sosial Media, Pembunuh Konsep Iklan Klasik


Trend konsumen kini telah berubah. Jutaan orang di seluruh dunia kini telah terhubung sosial media di internet. Perlahan-lahan kebiasaan baru ini membunuh konsep cara pasang iklan klasik.

Hal tersebut diungakap oleh Nukman Luthfie, CEO Virtual Consulting dalam seminar bertajuk Sharpening Your Social Media, bertempat di Hotel Inter Continental Jakarta.

"Sosial media kini menjadi point of contact paling mesra bagi konsumen," ujarnya kepada peserta seminar yang berjumlah diatas 100 peserta.

Ia pun memberi contoh konsep iklan klasik era David Ogilvy, yang menebar brand awarnes kemana-mana. Hal tersebut kini tak lagi efektif. Sebagai gantinya, pendekatan interpersonal ke konsumen melalui sosial media kini lebih penting.

"Listening first, selling second. Anda harus lebih dekat dengan konsumen, tanpa menyinggung brand," tambahnya.

Perbedaan Advertising tahun 1980 vs 2009

Di tahun 1980, penggunaan media klasik untuk menanamkan brand awareness adalah hal yang efektif. Di tahun itu klien pasang iklan banyak memasang produknya di Surat kabar, radio, TV/Cinema, poster/billboards, dan secara direct marketing.

Kini, tren tersebut telah berubah. Lalu, media apa yang paling efektif untuk 'menancapkan kuku-kuku' sebuah brand di masyarakat? Sebut saja YouTube, facebook, twitter, Google, Yahoo!, aplikasi mobile, in-game advertising, dan masih banyak lagi. Serentetan media tersebut kini mulai banyak digunakan suatu perusahaan untuk memperluas pasar mereka.

Salah satu contoh perusahaan yang cukup sukses dengan penggunaan strategi sosial medianya adalah Dell. Perusahaan ini membuktikan bahwa Twitter dapat menjadi alat marketing yang ampuh. Dengan rajin menuliskan tweet (status), Dell sukses meraup penjualan luar biasa.

Outlet Dell pun menggunakan Twitter untuk menginformasikan kabar terbaru, seperti penjualan, kupon dan diskon-diskon yang sedang digelar.

Dell memposting info-info khusus, sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan konsumennya. Para konsumen berhasil digiring ke situs resmi Dell yang berujung dengan pembelian produk mereka.

Bagi Dell, Twitter telah menjadi bagian dari operasional marketing perusahaan. Lebih dari 100 pekerja melakukan tweet kepada konsumen mereka masing-masing. Alhasil Dell memiliki 1,5 juta follower, dengan keuntungan akhir tahun mencapai sekitar Rp. 61 miliar.

Kenalilah Influencer Produk Anda

Pada suatu kasus, Nukman memberi contoh penggunaan twitter lebih efektif dari pasang iklan dimana-mana. Misalnya jika seorang konsumen bertanya kepada jurnalis yang ia follow di twitter, soal merek laptop apa yang cocok dengan dia. Seandainya sang jurnalis menyarankan merek A, pasti konsumen akan ter-persuasif dengan lebih yakin sebelum membelinya.

Nah, konsep-konsep strategi sosial media seperti ini, dirasa lebih efektif dari pemasangan produk iklan di TV, billboard atau media cetak.

Maka Nukman pun memberi nasehat kepada peserta seminar yang kebanyakan berprofesi marketing dan PR. "Maka kenalilah influencer produk anda di social media, karena orang ngobrol itu pengaruhnya besar," paparnya.

detikinet.com

Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan: Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis - Indonesia