Tampilkan postingan dengan label kursi kantor bekas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kursi kantor bekas. Tampilkan semua postingan

Senin, 29 Maret 2010

Sudah Ergonomiskah Kursi Kantor Kita?



Jangan anggap remeh kalau sering sakit pinggang atau punggung. Jangan-jangan karena posisi duduk yang salah, akibat Kursi Kantor Anda tak ergonomis.

Selama duduk, tulang punggung kita bekerja keras menahan berat badan. Seorang dokter dari lembaga rehabilitasi medik, dr. Peni Kusumastuti, mengatakan pinggang adalah bagian yang paling berat menahan beban tubuh kita. Itu sebabnya kalau kita duduk dalam waktu lama, seperti di kantor, apalagi dalam posisi yang salah, akan mengakibatkan rasa sakit di bagian pinggang.

Zaman sekarang, hampir mustahil kita tidak duduk. Bahkan sekitar dua per tiga waktu kita dalam sehari, dihabiskan dengan duduk. dr Peni menjelaskan, duduk dalam waktu lama dapat menyebabkan stres pada bantalan sendi, pada tulang belakang. Kalau hal ini berlangsung lama, akan terjadi stres akumulatif yang menyebabkan bantalan sendi ini rusak. Jika sudah parah, harus diselesaikan di meja operasi.

Serem, ya? Lebih serem lagi karena ternyata desain kursi yang tidak ergonomis, rupanya menjadi salah satu penyebab utama. Dosen dan peneliti dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Andar Bagus Sriwarno, mengatakan "Ergonomis tidak bisa hanya diartikan nyaman." Ia memperkenalkan prinsip NASE, yang merupakan kependekan dari Nyaman, Aman, Sehat, dan Efisien. Prinsip inilah yang menurutnya harus dimiliki oleh sebuah kursi, untuk bisa dikatakan ergonomis.

"Kursi yang ergonomis sudah pasti nyaman diduduki, karena bisa menyesuaikan diri dengan kebutuhan tubuh kita," ujarnya. Setiap manusia, lanjutnya, memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dalam hal duduk. Perbedaan bentuk dan berat badan menuntut kursi yang berbeda pula. Orang yang mengalami kelebihan berat badan pasti kesulitan duduk tegak 90 derajat seperti mereka yang memiliki berat badan ideal. Itu sebabnya diperlukan kursi dengan sandaran lebih landai untuk menahan berat badannya.

Nah, daripada harus pusing mendesain dan mencari kursi yang berbeda untuk setiap orang, lebih baik pilih kursi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing orang. Paling tidak, dudukan, sandaran, dan arm rest kursi harus bisa diatur. Sejauh ini, kursi dengan sistem pengaturan demikian lazim ditemukan pada kursi-kursi kantor. Mengapa? Karena bekerja di kantor adalah kegiatan terlama yang dilakukan dengan duduk.

Lalu bagaimana memilih Kursi Kantor yang pas dengan kita. Industrial Designer, Aloysius Baskoro, mengatakan, tidak ada cara lain, harus dicoba. Saat berada di toko furnitur dan bersiap membeli kursi, jangan bosan mencoba. "Saat duduk, perhatikan posisi tubuh kita. Apakah desain kursi bisa membuat kita duduk dalam berbagai posisi dengan nyaman atau tidak," katanya.

Jadi, jangan cuma tergiur desain kursi yang menarik. Tak perlu bangga juga kalau bisa membeli kursi dengan harga mahal. Desain cantik dan harga mahal sama sekali tidak menjamin kursi nyaman dan aman saat digunakan.

ideaonline.co.id

Kamis, 25 Februari 2010

Perusahaan Kecil Lirik Kursi Kantor Second



Kursi Kantor dan alat kantor bekas makin diminati seiring dengan melambungnya harga bahan kebutuhan pokok. Konsumen kursi dan alat bekas ini berasal dari perkantoran swasta berskala kecil yang ingin efisien dalam penggunaan keuangan.

Pedagang kursi dan alat kantor bekas di Jalan Dr Saharjo, Manggarai, Jakarta Selatan. membenarkan bahwa terjadi peningkatan penjualan sejak kenaikan harga bahan bakar. Kursi-kursi bekas itu sebagian berasal dari perusahaan swasta yang pindah kantor.

Ada perubahan orientasi. Mereka kini mulai melirik kursi-kursi bekas,” ujar Helmi, pemilik Indra Furnitur dan tiga toko serupa lainnya. Sebelum ada kenaikan harga bahan bakar, Helmi bisa menjual 10-11, tetapi kini naik hingga 15 kursi dalam sehari.

Ia mengakui, kondisi Kursi Kantor bekas yang tidak jauh berbeda dari kursi baru menjadi dasar pertimbangan konsumen. Harga kursi bekas juga 50 persen lebih murah dibandingkan dengan baru, dengan kualitas yang tidak kalah bagus. Harga kursi bekas Rp 150.000-Rp 350.000, sedangkan kursi baru di atas Rp 700.000 per unit, tergantung dari model dan merek.

Islah, pemilik Toko Sinar Baru Mulia I, mengemukakan, kenaikan harga barang telah berimbas kepada sewa kantor. Uang sewa yang kian mahal menjadikan perusahaan swasta skala kecil memilih pindah lokasi dan menjual sebagian barang inventarisnya.

”Mereka berstrategi lebih baik memboyong alat kantor ke rumah atau menyewa tempat baru yang lebih murah sehingga kursi yang kami terima jauh lebih banyak dibanding yang terjual,” katanya.

Sementara itu, tidak semua barang inventaris bekas diminati. Lemari arsip dan meja tulis, misalnya, permintaan konsumen untuk produk ini cukup sedikit. Salah satu pemilik toko bahkan mengeluh karena belum ada barang jenis ini yang laku dalam satu bulan terakhir.

cetak.kompas.com