Tampilkan postingan dengan label sushi tei. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sushi tei. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 Agustus 2010

Ramen Outside Japan

Ramen has become popular in China in recent years where it is known as rìshì lāmiàn (日式拉面, "Japanese Style lamian"). Popular Japanese ramen chains serve ramen alongside distinctly Japanese dishes such as tempura and yakitori, something which would be seen as odd in Japan.

Wagamama, a successful pan-Asian chain with establishments mainly in European cities, is known for its noodle soups marketed as ramen (but which are quite different from ramen in Japan).

Ramyeon (라면) is the Korean version of ramen. Ramyeon in Korea is a popular instant meal. Korean ramyeon is known to be hot and spicy, as its soup is usually flavored with chili peppers. There are many varieties of Korean ramyeon, such as kimchi-flavored, seafood-flavored and beef-flavored. Some restaurants serve variations of ramyon with different flavors.It is usually served with vegetables, such as carrots and green onions, and eggs on top.

In Central Asia the dish has thicker noodles, is significantly spicier, and is known as laghman.

Source: www.wikipedia.com


See also: sushi, sushi tei

Kamis, 19 Agustus 2010

Coffee Club

Bila anda pencinta kopi dan ingin meminum berbagai jenis kopi dari Indonesia dan International, singgahlah di Coffee Club Pacific Place.

Letak dari cafe ini agak terpencil memang, karena berada di sudut lantai satu Pacific Place. HANYA SAJA, bagi anda yang alergi dengan asap rokok.. sebaiknya jangan ke sini. Memang, mereka menyediakan ruangan bagi perokok, dan non perokok. Tetapi begitu kita masuk ke dalam cafe ini, asap rokok sangatlah terasa.

Karena sudah agak lama "mampir" ke Coffee Club, jadi saya lupa nama minuman yang kita pesan. Setahu aku, aku memesan "aged Sunmatera Mandheling" dan temanku memesan minuman yang ada "pisang"nya dan lemon tea... Jadinya aku akan mereview kopi dan ruangan di Coffee Club ini saja.

Untuk Kopi, di sini menyediakan berbagai macam kopi dari dalam dan luar negeri. ada dari Jawa, Sumatera, Kenya, dan lain-lain. Pada menu-nya, mereka melampirkan ukuran2 dari BODY, ACIDITY dan AROMA-nya daskala satu sampai enam bintang. Mereka menggunakan biji kopi ARABIKA, jadinya bisa dibilang "kualitas" kopi yang tinggi.

Karena menjelaskan kopi Arabika, tidak ada salahnya saya menjelaskan lawan dari Arabika, yakni ROBUSTA. Sebenarnya perbedaan jelas dari robusta dan arabika adalah dari 'harga"nya. Robusta memiliki harga yang lebih rendah (murah). keunggulan Robusta adalah mereka dapat tumbuh di berbagai kondisi lingkungan dibandingkan dengan Arabika. Kemudian waktu yang lebih singkat untuk menghasilkan biji kopi (sekitar 2-3 tahun) dibandingkan dengan tumbuhan kopi Arabika (3-4 tahun). Hanya saja, kadar kafein di Robusta lebih tinggi dari Arabika. Tetapi tidak jarang campuran kopi Arabika dan Robusta itu menghasilkan kopi yang wangi dan lezat.

OH iya, Karena wangi dan rasa kopi tergantung dengan lingkungan dan cuaca, maka kita bisa menebak "pohon" apa yang tumbuh di sekitarnya. ada yang kebuah-buahan, kekayu-kayuan dan sebagainya.

Coffee Club, menyediakan berbagai macam kopi Arabika dari dalam dan luar negeri. Ada yang harganya "WOW" dan ada juga yang standart. Tapi karena mereka menggunakan arabika, jadinya tidak salah jika kopi hitam yang di jual berada di atas 20.000 IDR.

Seingatku yang menarik perhatianku adalah adanya Aged Sumatera Mandheling. Karena ini adalah cafe ke dua aku menemukan kopi "lama" atau kuno. (pertama di Malang dengan nama cafe "JAVA DANCE COFFEE") Jadinya, aku segera memesan itu. Sayangnya, mereka juga menggunakan expresso machine untuk mengolah kopi-nya. jadi wangi dan kekentalannya menurun. Tetapi uniknya mereka memberikan kue kering di samping cangkirnya menemani kopi pahitnya.

Ruangan di Coffee Club sangatlah romantis. Aku katakan romantis karena pencahayaannya yang remang-remang, dan dekorasinya yang cantik membuat suasana "cafe" ini menjadi indah. Mereka memasang lagu-lagu yang easy listening juga dengan volume yang cukup. Tidak terlalu besar yang bisa mengganggu nikmatnya bercanda gurau dengan teman-teman.

OH...Coffee Club juga menyediakan berbagai macam makanan baik ringan sampai berat. Yang sempat terlihat dan tergoda adalah ketika melihat pancake-nya. Sayangnya kami sudah keburu kenyang karena sebelumnya makan di RAMEN 38. jadi kami hanya nongkrong di sana untuk menunggu macet dan mengobrol.

Overall, bagi anda pecinta koppi, tidak ada salahnya mencoba Coffee Club. Karena cukup romantis dan tenang, baik untuk berdua dengan kekasih, beramai-ramai dengan teman, maupun sendirian sambil menikmati buku kesukaan.

Salam

(Foto kali ini aku gabung, dikarenakan resolusi yang rendah... maklum menggunakan kamera dari handphone... lol)

Source: www.id.openrice.com

See also: sushi, sushi tei



Selasa, 20 Juli 2010

Delicious Nori From Japan

Production

Production and processing of nori by current methods is a highly advanced form of agriculture. The biology of Porphyra, although complicated, is well understood, and this knowledge is used to control virtually every step of the production process. Farming takes place in the sea where the Porphyra plants grow attached to nets suspended at the sea surface and where the farmers operate from boats. The plants grow rapidly, requiring about 45 days from "seeding" until the first harvest. Multiple harvests can be taken from a single seeding, typically at about ten-day intervals. Harvesting is accomplished using mechanical harvesters of a variety of configurations. Processing of raw product is mostly accomplished by highly automated machines that accurately duplicate traditional manual processing steps, but with much improved efficiency and consistency. The final product is a paper-thin, black, dried sheet of approximately 18×20 cm (7.087×7.874 in) and 3 grams in weight.

There are several grades of nori available in the United States. The most common, and least expensive, grades are imported from China, costing about six cents per sheet. At the high end, ranging up to ninety cents per sheet, are "delicate shin-nori (nori from the first of the year's several harvests) cultivated in Ariake Bay, off the island of Kyushu in Japan."Like a fine wine, nori available only in Japan can cost up to US$50 per sheet.[citation needed]

In Japan, over 600 square kilometres (230 sq. mi.) of Japanese coastal waters are given to producing 350,000 tonnes (344,470 tons), worth over a billion dollars. China produces about a third of this amount.

Use

Nori is commonly used as a wrap for sushi and onigiri. It is also a common garnish or flavoring in noodle preparations and soups. Nori is most typically toasted prior to consumption ("yaki-nori" in Japanese). A very common and popular secondary product is toasted and flavored nori ("ajitsuke-nori" in Japanese), in which a flavoring mixture (variable, but typically soy sauce, spices, and sugar in the Japanese style or sesame oil and salt in the Korean style) is applied in combination with the toasting process. Nori is also eaten by making it into a soy sauce flavored paste noritsukudani (海苔佃煮).

In addition, nori is sometimes used as a form of food decoration.

A related product, prepared from the unrelated green algae Monostroma and Enteromorpha, is called aonori (青海苔 literally blue/green nori) and is used like herbs on everyday meals like okonomiyaki and yakisoba.


Source: www.wikipedia.com


See Also: Loewy. Sushi Tei