Tampilkan postingan dengan label arsitektur modern. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label arsitektur modern. Tampilkan semua postingan

Kamis, 27 Mei 2010

Perkembangan Arsitektur Modern Makin Diminati



Arsitektur modern memiliki ornament yang sangat minim. Pada arsitektur modern fungsi lebih diutamakan dalam menentukan bentuk, ukuran dan bahan. Di Indonesia rumah-rumah dengan gaya arsitektur modern mulai banyak diterapkan pada awalt tahun 70-an.

Di masa sekarang pun banyak rumah-rumah baru yang dibangun dengan gaya arsitektur modern dengan penyesuain terhadap bahan bangunan dengan teknologi terkini, perkembangan budaya dan wawasan serta gaya hidup penghuninya.

Eksterior rumah dengan gaya arsitektur modern didominasi dengan jendela yang berukuran lebar dan atau tinggi, list plang beton memanjang dan kanopi yang menjeorok ke depan. Dengan kolom yang simple atau bahkan tanpa kolom. Bentuk masa rumah modern di dekorasi dengan ornament garis vertical, horizontal, dan diagonal yang sederhana pada dinding eksterior yang luas

Interior rumah modern ditata dengan ornament yang sederhana, plafond bertingkat dan void di ruang-ruang public yang meberikan kesan luas.

Ruang pada rumah dengan gaya Arsitektur Modern umunya transparan, menerus, ruang-ruang saling terhubung dengan ruang-ruang perantara dibatasi oleh dekorasi interior yang tidak masiv.

Bahan bangunan berupa stainless steel finishing polished, aluminum anodized, kaca berwarna / tinted glass, marupakan bahan dengan jenis finishing mencirikan rumah modern dimasa-masa awal berkembangnya di Indonesia. Disaat sekarang ini banyak bahan engunan dengan teknologi modern yang menjadi komponen penting seperti galvanized metal, granitile, grc, perforated metal dll.

Beberapa ciri arsitektur modern sebagai berikut:

* Asimetris
* Orientasi pola horizontal
* Atap datar
* Tidak ada cornice /profil atap
* Bentuk Kotak
* Halus
* Penampian efisien
* Sudut lengkung
* Jendela Kaca
* Aluminium dan stainless steel trim pada pintu dan jendela
* Panel mengkilap
* Baluster metal
* Deretan jendela atau garis-garis
* Sedikit atau tidak ada hiasan
* Denah terbuka

sumber: rancang.net

Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan: Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis - Indonesia

Jumat, 30 April 2010

Kembangkan Bangunan Arsitektur Tropis



Bangunan yang memiliki prinsip arsitektur tropis perlu dikembangkan sebagai bentuk bangunan yang ramah lingkungan. Bangunan dengan prinsip ini dapat memproteksi radiasi matahari, mencegah peningkatan temperatur di dalam ruangan, dan memiliki ruang gerak bagi udara luar (Arsitektur Modern).

Profesor LMF Purwanto mengatakan hal tersebut dalam orasi ilmiahnya yang berjudul "Potensi Desain Arsitektur Tropis", ketika dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Kamis (16/4), di Kota Semarang. Purwanto merupakan guru besar ke-4 yang dikukuhkan universitas dan pertama bagi Fakultas Arsitektur dan Desain Unika Soegijapranata.

Purwanto mengatakan, prinsip yang ditekankan dalam arsitektur tropis adalah bangunan dapat menahan pengaruh negatif dari iklim tropis agar tidak masuk ke dalam ruangan. "Jadi, bentuk bangunannya bisa fleksibel yang terpenting memenuhi kaidah tersebut," katanya.

Bentuk bangunan yang memenuhi prinsip arsitektur tropis dapat ditemui pada bangunan-bangunan tradisional yang berciri memiliki teritisan panjang dan jendela lebar agar temperatur ruangan tidak meningkat.

Namun, seiring perkembangan desain arsitektur, bentuk bangunan tersebut mulai ditinggalkan. Padahal, bangunan Arsitektur Modern terdapat kerugian seperti tidak memiliki kenyamanan termal dan tidak hemat energi.

Untuk itu, lanjut Purwanto, diperlukan desain bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi tersebut tanpa harus mengubah bentuk, seperti dengan pemilihan bahan bangunan dengan penggunaan "jendela pintar" dan pemakaian energi alternatif.

cetak.kompas.com

Kamis, 15 April 2010

Seni Desain Arsitektur Modern



Arsitektur Modern adalah suatu istilah yang diberikan kepada sejumlah bangunan dengan gaya karakteristik yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala macam ornamen. Karakter ini dosinyalir pertama muncul pada sekitar tahun 1900. Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat dan dikenali dengan Gaya Internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk beberapa dekade dalam abad ke-20 ini.

Ada banyak pandangan tentang arsitektur modern. Ada beberapa kalangan arsitek yang berpendapat bahwa gaya dari arsitektur modern adalah suatu gaya yang dikendalikan oleh kemajuan teknologi, suatu yang berkaitan erat dengan mesin. Dapat dilihat dengan munculnya bahan-bahan yang dipakai dalam membangun gaya bangunan modern seperti material besi, baja, kaca dan beton. Di sisi lain ada yang berpendapat bahwa arsitektur modern merupakan penolakan terhadap gaya lama. Hal tersebut dapat dilihat pada bangunan yang meminimaliskan adanya ornamen atau ukiran-ukiran. Bentuk mengikuti fungsinya sehingga gaya modern identik dengan menyederhanakan bangunan sehingga format detail tidak perlu.

Sejak tahun 1920, selain sangat signifikan dalam gaya bangunan Arsitektur Modern, juga telah menetapkan reputasi bagi arsiteknya. Tiga arsitek modern terbesar saat itu adalah Le Cobusier di Perancis, Mies van der Rohe dan Walter Gropius di Jerman.

Arsitek Frank Llyod Wright adalah yang sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur modern di Eropa. Melalui karya-karya gedung tingginya yang tersebar, Wright merupakan salah satu dari sekian banyaknya arsitek yang sangat berpengaruh dalam dunia perarsitekturan.

Beberapa pendapat tentang Arsitektur Modern :

- Bentuk mengikuti fungsi (form follows function) yang dicetuskan oleh pemahat Horatio Greenough atau yang lebih dikenal sebagai Louis Sullivan.

- Sedikit adalah lebih (Less is More) diumumkan oleh arsitek Mies van der Rohe.

- Sedikit adalah lebih dan lebih adalah banyak (Less is More and More only when More is Too Much) yang diungkapkan oleh Frank Llyod Wright.

- Sedikit itu membosankan (Less is Bore) yang dicetuskan oleh Robert Venturi, pelopor arsitektur Postmodern sebagai jawaban atas Gaya Internasional yang tidak menarik yang dipopulerkan oleh Mies van der Rohe.

fhy13.ngeblogs.com

Jumat, 19 Februari 2010

Mengenal Arsitektur Modern


Arsitektur Modern memiliki ornament yang sangat minim. Pada arsitektur modern fungsi lebih ***tamakan dalam menentukan bentuk, ukuran dan bahan. Di Indonesia rumah-rumah dengan gaya arsitektur modern mulai banyak diterapkan pada awalt tahun 70-an.

Di masa sekarang pun banyak rumah-rumah baru yang dibangun dengan gaya arsitektur modern dengan penyesuain terhadap bahan bangunan dengan teknologi terkini, perkembangan budaya dan wawasan serta gaya hidup penghuninya.

Eksterior rumah dengan gaya Arsitektur Modern didominasi dengan jendela yang berukuran lebar dan atau tinggi, list plang beton memanjang dan kanopi yang menjeorok ke depan.

dan dengan kolom yang simple atau bahkan tanpa kolom. Bentuk masa rumah modern di dekorasi dengan ornament garis vertical, horizontal, dan diagonal yang sederhana pada dinding eksterior yang luas

Interior rumah modern ditata dengan ornament yang sederhana, plafond bertingkat dan void di ruang-ruang public yang meberikan kesan luas.

Ruang pada rumah dengan gaya arsitektur modern umunya transparan, menerus, ruang-ruang saling terhubung dengan ruang-ruang perantara dibatasi oleh dekorasi interior yang tidak masiv.

Bahan bangunan berupa stainless steel finishing polished, aluminum anodized, kaca berwarna / tinted glass, marupakan bahan dengan jenis finishing mencirikan rumah modern dimasa-masa awal berkembangnya di Indonesia. Disaat sekarang ini banyak bahan engunan dengan teknologi modern yang menjadi komponen penting seperti galvanized metal, granitile, grc, perforated metal dll.

Beberapa ciri arsitektur modern sebagai berikut:

* Asimetris
* Orientasi pola horizontal
* Atap datar
* Tidak ada cornice /profil atap
* Bentuk Kotak
* Halus
* Penampian efisien
* Sudut lengkung
* Jendela Kaca
* Aluminium dan stainless steel trim pada pintu dan jendela
* Panel mengkilap
* Baluster metal
* Deretan jendela atau garis-garis
* Sedikit atau tidak ada hiasan
* Denah terbuka

rancang.net

Selasa, 09 Februari 2010

Arsitektur Modern di Indonesia



Arsitektur Modern tidak mengalami perkembangannya di Indonesia, karena sebagaimana gaya arsitektur lain yang diimpor dari negara-negara barat, gaya ini masuk ke Indonesia sebagai pengaruh globalisasi. Gaya Arsitektur Modern muncul sebagai gaya internasional yang cukup memiliki kemiripan di semua tempat, semua negara. Setidaknya, gaya modern tetap mengusung fungsi ruang sebagai titik awal desain. Di Indonesia, gaya modern dipandang sebagai gaya dimana fungsi ruang juga merupakan titik awal desain

Dalam gaya hidup modern, masyarakat didalamnya cenderung menyukai hal-hal yang mudah dan cepat, karena berbagai alat dibuat secara industrial untuk kemudahan manusia. Sifat dasar gaya hidup modern adalah tuntutan untuk bergerak dan melakukan segala sesuatu dengan lebih cepat, yang didukung oleh teknologi dan industrialisasi. Teknologi dikembangkan untuk membuat pekerjaan dan kehidupan sehari-hari lebih cepat dan mudah, misalnya perkembangan teknologi informasi yang memudahkan manusia berkomunikasi menggunakan alat semacam telepon dan komputer.

Kualitas dan kecepatan menjadi hal yang penting dalam gaya hidup modern, sehingga terdapat kecenderungan untuk melihat nilai benda-benda berdasarkan besar fungsi atau banyaknya fungsi benda tersebut, serta berdasarkan kesesuaiannya dengan gaya hidup yang menuntut serba cepat, mudah dan fungsional.

Dalam Arsitektur Modern, gaya hidup modern berimbas kepada keinginan untuk memiliki bangunan yang simple, bersih dan fungsional, sebagai simbol dari semangat modern. Namun, gaya hidup semacam ini hanya dimiliki oleh sebagian masyarakat saja, terutama yang berada di kota besar, dimana kehidupan menuntut gaya hidup yang lebih cepat, fungsional dan efisien.

Di Indonesia, gaya modern yang diterapkan terkadang masih memiliki unsur-unsur estetika yang ***sung dari gaya klasik ataupun etnik, sedangkan sebagian lagi telah memenuhi kaidah desain modern murni. Masih sering didengar istilah arsitektur klasik modern, arsitektur modern etnik, arsitektur tradisional modern, arsitektur bali modern, dan sebagainya. Di Indonesia, terdapat kecenderungan untuk memasukkan unsur tradisi ornamen yang menjadikannya sebuah kategori arsitektur yang ambigu, apakah modern, ataukah postmodern?

Untuk menyebut gaya modern yang berornamen tersebut sebagai gaya modern murni bukanlah hal yang tepat, lagipula proses berkembang gaya ini tidak terjadi di Indonesia. Untuk menyebutnya sebagai gaya postmodern, apalagi, di Indonesia bahkan istilah ini cenderung dihindari untuk menghindari ketidak-fahaman masyarakat. Sehingga gaya Arsitektur Modern di Indonesia akan muncul sebagai gaya khas "Modern Indonesia" dengan karakter sebagai berikut:

q Memiliki perhatian yang besar terhadap fungsi ruang, yang didapatkan dari pola aktivitas penghuni
q Memiliki perhatian yang besar terhadap material bangunan yang digunakan untuk mendapatkan hasil akhir (estetika) yang diinginkan
q Memiliki analogi mesin dalam penataan dan pengembangan ruang-ruang
q Menghindari ornamen (bila murni gaya modern), atau menggunakan ornamen (bila postmodern, atau diberi embel-embel semacam: arsitektur modern etnik, arsitektur modern Bali, dan sebagainya)
q Penyederhanaan bentuk dan ornamentasi dan penghilangan detail yang 'tidak diperlukan' sejauh keinginan desainer (atau pemilik bangunan)

astudioarchitect.com

Rabu, 28 Oktober 2009

Menanti Terwujudnya Arsitektur Desain Ramah Lingkungan



Dunia desain interior Indonesia yang mulai berkembang pada era 1980-an kini telah berubah dengan cepat mengikuti tren desain interior yang juga bergerak cepat. Sebelum tahun 1985, menurut desainer interior Siti Adiningsih Adiwoso, tren arsitektur desain interior yang sebelumnya diperkirakan akan berubah tiap 10 tahun, menjadi berubah setiap lima tahun sekali.

Perubahan tersebut semakin cepat ketika memasuki tahun 2000. Sejak tahun itu, perubahan tren desain interior terjadi setiap 30 bulan. Perubahan tren tersebut juga diikuti dengan pekembangan teknologi yang digunakan. Teknologi digital generasi terbaru serta perusahaan yang dituntut lebih efisien, mewarnai perkembangan arsitektur desain interior.

Perkembangan dunia desain interior turut pula dipengaruhi oleh perubahan iklim global. Menurut Siti, terjadinya pemanasan global atau global warming menuntut para arsitek untuk menghasilkan karya desain yang ramah lingkungan atau lebih dikenal dengan rancangan Arsitektur Desain hijau atau "green design".

Siti Adiningsih Adiwoso mengatakan, para arsitek Indonesia harus berani menjadi agen pembangunan dalam terciptanya arsitektur desain yang ramah lingkungan. "Desainer interior atau arsitek dalam negeri jangan hanya berorientasi terhadap uang, dan tidak mau tahu arsitektur desain yang ramah lingkungan," katanya.

Ia menilai, penerapan arsitektur desain "green design" dalam perkembangan zaman, sesungguhnya sangat mudah diterapkan. Ia mencontohkan, dengan memperbanyak penggunaan kaca pada sebuah bangunan agar sinar matahari dapat masuk ke dalam.

Ia juga mengritik arsitektur desain bangunan modern di Jakarta yang belum mengacu pada bangunan ramah lingkungan atau "green building". "Masalahnya ada pada klien yang meminta macam-macam," katanya.

Pendapat serupa juga disampaikan desainer muda Leonard Theosabrata. Menurut dia, para desainer harus kembali sadar atas pentingnya arsitektur desain yang ramah lingkungan. "Green design ini merupakan suatu keharusan. Mau atau tidak, hanya masalah waktu menuju ke sana," katanya.

Yang terpenting dalam arsitektur desain ramah lingkungan ini yakni adanya pengertian antara desainer dan pelanggan sebagai pengguna jasa.

"Hal terpenting ialah meningkatkan kesadaran desainer dan klien tentang arti penting green desain," katanya.

Ia menambahkan, desainer interior Indonesia masih memiliki peluang besar untuk menunjukkan kemampuan dan berkarya di dalam negeri. Ia menuturkan, peluang para desainer Indonesia untuk berkarya di dalam negeri cukup besar, mengingat belum banyak desainer asing yang bekerja di negeri ini.

"Kesempatan masih luas bagi desainer Indonesia untuk membuktikan diri," katanya

Menurut dia, jika para desainer Indonesia justru memilih untuk berkarya di luar negeri, maka mereka justru akan sulit menujukkan kemampuannya, karena persaingan yang cukup ketat. Ia mengakui, para desainer lokal masih terbawa dengan gaya dan arsitektur desain dari luar. "Desainer Indonesia memang sudah mulai kembali pada tren desain lokal, namun masih belum cukup," katanya.

Menurutnya, gaya desainer dalam negeri boleh saja tetap mengadopsi model dari luar, namun esensi dari produk lokal jangan sampai hilang.

greenlifestyle.or.id