Tampilkan postingan dengan label arsitektur rumah modern. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label arsitektur rumah modern. Tampilkan semua postingan

Rabu, 24 Maret 2010

Arsitek Tak Sekadar Membuat Desain



Arsitek tidak hanya bertanggung jawab dalam hal mendesain rumah dan bangunan. Kondisi lingkungan dan sosial masyarakat pun menjadi tanggung jawab moral seorang arsitek.

Demikian pernyataan Jeffry Sandy, seorang praktisi arsitek, dari Nataneka Architects. Dalam diskusi yang berlangsung di acara Renovasi Goes to Campus, bertempat di kampus Fakultas Teknik dan Perencanaan Tri Sakti, Rabu lalu, Jeffry memaparkan beberapa faktor yang menjadi tantangan bagi arsitek.

Isu lingkungan termasuk salah satu tantangan dalam dunia Arsitektur Desain tersebut. Pemanasan global menuntut para arsitek untuk dapat menciptakan desain ramah lingkungan. Hal ini masih berkaitan pula dengan perkembangan gaya hidup, pengetahuan dan teknologi, dan lokalitas atau budaya setempat. Faktor-faktor tersebut, ujar Jeffry lagi, harus dipadukan dalam satu desain yang tetap kreatif, menarik, dan nyaman.

"Arsitek harus berpikir jauh ke depan, bukan hanya memikirkan desain bangunan. Kelangsungan hidup sosial dan lingkungan di masa depan, juga bagian dari tanggung jawab moral seorang arsitek," ujar Jeffry.

Arsitek pun merupakan profesi yang banyak bersentuhan dengan berbagai macam orang. Hal ini pun merupakan tantangan lain yang membuat arsitek dituntut untuk bisa mengakomodasi berbagai kebutuhan. Setiap tantangan dalam bidang Arsitektur Desain ini, kata Jeffry, harus bisa membuat profesi arsitek semakin berkembang.

kompas.com

Kamis, 12 November 2009

3 Tahap Design Rumah Murah dan Arsitektur Rumah Terjangkau



Di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil seperti sekarang ini, membangun rumah ideal dengan biaya murah tampaknya sebuah impian. Tetapi di mata arsitek sekaligus penulis buku “Mimpi Rumah Indah”, Yu Sing, membangun rumah berbiaya minim bukanlah sesuatu yang mustahil.

Untuk mewujudkan sebuah rumah murah, Yu Sing memberi sejumlah panduan penting yang merupakan hasil pengalamannya dalam mendesain beberapa rumah murah, baik yang sudah terbangun,yang sedang dibangun, maupun yang masih dalam proses desain.

Setidaknya ada tiga hal penting menurut Yu Sing yang harus dipenuhi untuk mewujudkan rumah murah yakni penggunaan tenaga arsitek, perencanaan struktur Arsitektur Rumah dan penggunaan material yang tepat.

Untuk hal pertama, Yu Sing mengakui masih banyak masyarakat yang terjebak pada anggapan keliru soal arsitek. Masyarakat menilai jasa arsitek itu selalu mahal sehingga pembangunan dirasa murah tanpa arsitek.

Ia menegaskan, tidak semua arsitek menetapkan tarif yang tinggi. Tak sedikit arsitek yang siap memberikan jasa arsitektur rumah dengan tarif yang sesuai dengan kantong.

Dengan menggunakan jasa arsitek, lanjut Yu Sing, masayarakat dapat menghemat biaya karena arsitek bisa membantu dalam membuat arsitektur rumah struktur, ruangan, dan pemilihan material yang efisien dan efektif. Menggunakan jasa arsitek juga membantu Anda dalam membuat desain rumah yang baik.

Hal kedua yang harus dipenuhi adalah perencanaan struktur arsitektur rumah. Agak berbeda dengan desain rumah beranggaran dana longgar, desain rumah murah justru dimulai dengan desain sistem strukturnya terlebih dahulu, bukan dimulai dari desain arsitekturnya.

"Sistem struktur yang efisien sangat menentukan anggaran konstruksi rumah, karena biasanya biaya struktur rumah sekitar 40-50 persen dari biaya keselururuhan," ungkap Yu Sing.

Salah contohnya adalah merencanakan struktur atap. Untuk bagian ini, penggunaan atap fiber semen (tanpa kandungan asbestos) misalnya akan jauh lebih murah bila dibandingkan dengan atap genteng, karena tidak diperlukan kaso dan reng.

Poin terakhir yang tak kalah penting dalam menekan biaya arsitektur rumah dan pembangunan rumah adalah penggunaan material atau bahan bangunan dengan harga relatif murah. Cukup banyak material mendasar atau murah yang dapat dieksplorasi pemakaiannya atau cara pemasangannya untuk membentuk sensasi ruang yang menarik.

Misalnya bata merah saja dapat memiliki banyak sekali kemungkinan cara penyusunan arsitektur rumah. Dapat dipasang seperti biasa, atau diberi jarak antara bata merahnya sehingga dindingnya berlubang-lubang, atau bata dipasang dengan variasi susunan satu bata dan setengah bata, dan lain-lain.

Contoh lain material murah adalah bambu. Biasanya bambu dipandang sebagai bahan sekunder, tapi saat ini sedang menjadi material yang digemari karena kekuatan seratnya yang dapat menggantikan baja tulangan. Dengan sistem pengawetan yang baik, bambu dapat menjadi material primer rumah yang mampu bertahan puluhan rumah. Selain itu, juga bisa memanfaatkan material bekas atau daur ulang seperti kusen atau daun pintu.

arsitekturrumah.com