Tampilkan postingan dengan label toko bangunan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label toko bangunan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 Juni 2010

Bahan Bangunan Alternatif Solusi Hemat



Dewasa ini semakin banyak jenis Bahan Bangunan pabrikasi. Adakah bahan bangunan ini ramah lingkungan? Apakah tidak lebih baik menggunakan bahan bangunan yang ekologis?

Kalau berjalan-jalan ke toko bangunan, semakin banyak saja bahan bangunan baru yang ditawarkan. Kondisi ini jelas menguntungkan bagi konsumen. Semakin banyak alternatif, semakin banyak pula pilihan untuk mewujudkan sebuah bangunan.

Tak dipungkiri, semakin beragamnya bahan bangunan, semakin terbuka kesempatan bagi seseorang untuk mewujudkan sebuah bangunan. Misalnya untuk membuat dinding. Dulu, orang menggunakan kayu atau gedhek sebagai dinding. Sejak adanya bata, orang beralih menggunakan bata, dan bangunan pun menjadi lebih kokoh dan permanen. Belakangan, muncul batako yang dari semen, terus ada beton ringan aerasi, ada juga papan gipsum dan semen, hingga beton cetakan sebagai dinding.

Berbagai Bahan Bangunan alternatif dibuat dengan tujuan untuk memberikan berbagai kemudahan dan kecepatan dalam mewujudkan sebuah bangunan. Bicara soal dinding lagi misalnya. Membuat dinding dari bata merah mulai dirasa lama. Ini antara lain karena ukuran bata kecil-kecil (6cmx10cmx20cm), sehingga ketika harus merangkainya menjadi sebuah dinding (katakanlah 3mx3m) dibutuhkan waktu lebih satu hari. Untuk satu meter persegi dinding, paling tidak seorang tukang harus menyusun 40-50 bata dan merangkainya satu per satu dengan adonan semen. Waktu pembuatan bisa dipercepat bila menggunakan bahan alternatif seperti batako atau beton ringan aerasi.

Jika menggunakan batako atau beton ringan aerasi berukuran 10cmx20cmx40cm, membangun dinding bisa lebih cepat. Untuk membuat satu meter persegi dinding, paling tidak si tukang cukup merangkai 10-15 batako atau beton aerasi ringan. Proses yang lebih cepat lagi bisa dilakukan kalau menggunakan dinding papan semen atau gipsum.

Cepat vs harga

Mungkin kita sepakat pada ungkapan "ada harga ada barang", yang artinya kira-kira: kalau mau cepat, ya bayarlah sedikit lebih mahal. Ungkapan ini bisa jadi berlaku pada bahan bangunan. Rata-rata bahan bangunan alternatif memiliki harga lebih mahal. Kalau membandingkan bata dengan batako misalnya. Satu buah dijual pada kisaran harga Rp300 (untuk satu meter persegi (40bata) Rp12.000. Batako: sekitar Rp2.000/buah (satu meter persegi (10 batako) Rp20.000. Dari sisi harga, batako atau beton aerasi ringan, relatif lebih mahal. Keuntungan menggunakan batako adalah: proses pemasangannya jadi lebih cepat. Dengan demikian, ongkos tukang pun bisa ditekan.

Lalu bagaimana dengan total biayanya? So, so, lah. Namun kalau mengingat kembali ungkapan "ada harga ada barang", ya menggunakan bahan alternatif, harga bahan bangunan pun bisa jadi lebih mahal dari bahan bangunan standar yang biasa kita gunakan. Setuju atau tidak,... share pendapat Anda lewat komentar di bawah ini!

source: ideaonline.co.id

Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan: Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis - Indonesia

Selasa, 23 Maret 2010

Tips Penting Memilih Material Finishing Bahan Bangunan



UNTUK menentukan jenis material (Bahan Bangunan) finishing dan bagaimana mengaplikasikannya, biasanya muncul pertanyaan berikut:

Tanya: Apakah konsep rancangan berpengaruh terhadap pemilihan akan material?

Jawab: Tentu saja. Material finishing merupakan material terakhir untuk menghasilkan produk yang diharapkan. Olehkarena itu pemilihan yang tepat sangat dianjurkan.

Untuk bangunan berkonsep alami, sebaiknya dipilih material finishing dari bahan alami pula. Misalnya kayu atau batu.

Lain halnya dengan konsep modern. Bisa digunakan material berbasis kaca, logam, atau material pabrikasi lainnya.

Penggabungan Bahan Bangunan material natural dan modern juga dapat dilakukan dengan proporsi berimbang, tergantung dari konsep desain dan selera.

Tanya: Bagaimana peruntukkan material? Apakah boleh menggunakan keramik dinding untuk lantai atau sebaliknya?

Jawab: Material memiliki spesifikasi tertentu sesuai peruntukannya. Keramik lantai memiliki ukuran dan ketebalan khusus lantai dan memiliki tingkat kekuatan lebih dibandingkan keramik dinding. Olehkarenanya, hindari menggunakan keramik dinding untuk lantai. Langkah sebaliknya boleh saja dilakukan, namun tentu akan lebih boros pada biaya. Ini karena kebanyakan keramik lantai lebih mahal daripada keramik dinding.

Tanya: Bagaimana memilih spesifikasi yang tepat?

Jawab: Namanya juga material finishing, maka aplikasinya tentu pada proses terakhir pembangunan. Akibatnya, material ini lebih sering bersentuhan langsung dengan segala kegiatan penghuni dan perubahan lingkungan. Material finishing juga memberi tampilan pada sebuah bangunan. Selain itu, juga melindungi elemen-elemen vital bangunan seperti dinding dan kolom.

Olehkarenanya, sebaiknya pilih material finishing yang sesuai dengan peruntukan dan tujuan penggunaannya. Misalnya, untuk lantai, pilihkan material lantai yang kuat untuk lantai yang sering terkena beban tinggi. Gunakan cat khusus eksterior untuk finishing dinding luar bangunan. Cat eksterior didesain mampu menahan perubahan cuaca secara lebih baik dibandingkan cat untuk interior. (whery)

kompas.com