Tampilkan postingan dengan label makanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label makanan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 Agustus 2010

Tips Bulan Ramadhan

Telah tiba bulan Ramadhan, perubahan pola makan selama bulan ini memerlukan penyesuaian yang tidak mudah diterima oleh semua orang. Dr. Farouk Haffejee dari Afrika Selatan, memberikan rekomendasi untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan selama bulan Ramadhan. Dr. Haffejee menyarankan beberapa hal agar tetap sehat selagi berpuasa. Ikuti tips sehat berikut:

Hindarilah:

1. jenis makanan yang digoreng dan berlemak,

2. makanan yang mengandung banyak gula,


3. makan terlalu banyak saat sahur,

4. terlalu banyak minum the saat sahur, the mengeluarkan urine bersamaan dengan mineral garam yang dibutuhkan tubuh sepanjang hari,

5. merokok

Makanlah:

1. makanan mengandung karbohidrat pada saat sahur sehingga rasa lapar dapat dihindari,

2. kurma adalah sumber yang tepat yang mengandung gula, fiber, karbohidrat, potassium dan magnesium,

3. kacang almond kaya protein dan fiber yang rendah lemak,

4. pisang mengandung potassium, magnesium dan karbohidrat.

Minumlah sebanyak mungkin air putih atau jus buah antara waktu setelah berbuka dan sebelum tidur agar tubuh maksimal menyerap cairan.

Bila ingin berbuka puasa di luar rumah, carilah restoran yang tepat demi kesehatan anda, perhatikan kebersihannya.

Sumber: http://www.islam101.com/ramadan/foodTips.htm

See also: Tamani

Alih bahasa oleh: Ratih

Selasa, 10 Agustus 2010

Soto

Etymology

Nasi uduk literally means mixed rice in Indonesian. The name describes the dish preparation itself which requires more ingredients than common rice cooking and also varieties additional side dishes.

Preparation

Nasi uduk is made by cooking rice soaked in coconut milk instead of water, clove, cassia bark, and lemongrass.

Nasi uduk is commonly served with emping (melinjo chips), empal, fried chicken, and fried onion sprinkled on the top of the rice. Additional side dishes might be added according to one's taste. Chili sauce is also common in nasi uduk preparation.

Popularity

Nasi uduk is a popular dish for the busy commuters in Jakarta, mainly because it's both affordable (one serving costs on average Rp5000,- or about $0.50). It can be found throughout the day, some roadside stalls open exclusively in the morning, noon, or night, depending on the demographic of the surrounding areas. Stalls located near schools usually open at noon, while the ones near offices usually opens at night.

Source: www.wikipedia.com

See also: soto, restoran, makanan

Rabu, 04 Agustus 2010

Japanese Drinks

Aojiru (青汁?) is a Japanese vegetable drink most commonly made from kale. The drink is also known as green drink or green juice in English, a direct translation of the Japanese meaning. (In modern Japanese, the character ao means "blue", but it is commonly still used in older contexts to refer to green vegetation.)

Aojiru was developed in October 1943 by Dr. Niro Endo (遠藤仁郎, Endō Nirō?), an army doctor who experimented with juices extracted from the discarded leaves of various vegetables in an attempt to supplement his family's meager wartime diet. He credited the cure of his son from pneumonia and of his wife from nephritis to aojiru, and in 1949 concluded that kale was the best ingredient for his juice.

Aojiru was popularized in 1983 by Q'SAI (キューサイ?), who started marketing 100% kale aojiru in powdered form as a dietary supplement, and sales boomed after 2000 when cosmetics giant Fancl started mass retailing of the juice. Today, many Japanese companies manufacture aojiru, usually using kale, young barley or komatsuna leaves as the base of the drink, and the size of the aojiru market was well over $500 million in 2005.

The taste of aojiru is famously unpleasant, so much so that drinking a glass of the liquid is a common punishment on Japanese TV game shows. However, new formulations of aojiru have attempted to minimize the bitter taste of the original.

Source: www.wikipedia.com

See also: restoran, makanan, minuman

Kamis, 29 Juli 2010

Cara Hidup Sehat: Waktu, Komunikasi dan Makanan

Oleh: Ratih

Sadarkah kita akan kesehatan pribadi? Jawabannya bisa beragam disertai dengan tindakan aktif ataupun pasif dari kita dalam menjaga kesehatan. Tak disangka, perhatian orang pada kesehatan pribadi tergantung dari konsep waktu, cara berkomunikasi dan tentu saja makanan yang disantapnya sehari-hari. Tak banyak orang yang menyadari bahwa pandangan hidup soal waktu dan cara berkomunikasi menjadi poin pula dalam pembahasan soal kesehatan tubuh. Orang banyak membicarakan soal makanan semata. Maka, secara singkat tulisan ini membahas mengapa waktu dan komunikasi juga penting.


Budaya menghargai waktu memang berbeda-beda dari tiap masyarakat. Bagi masyarakat Asia, kebanyakan hidup untuk hari ini sehingga mereka lebih suka melakukan banyak hal dalam satu waktu. Sementara budaya Amerika memiliki konsep waktu jauh ke depan. Sehingga mereka fokus melakukan satu hal setiap waktu. Budaya Amerika menekankan pada rutinitas demi kesehatan jangka panjang. Sementara budaya Asia lebih menekankan pada kegiatan variatif serta kenal dengan konsep takdir. Sehingga soal kesehatan bukan semata tanggung jawab pribadi melainkan ada peran Tuhan yang terlibat didalam setiap unsur kehidupan kita. Di dunia barat, penemuan yang lebih mutakhir dalam teknologi kesehatan memungkinkan mereka melakukan medical check up rutin. Sehingga cara mereka menjaga kesehatan lebih ke arah bio medical secara kimiawi teknis.


Cara berkomunikasi yang berbeda juga turut berpengaruh pada cara menjaga kesehatan. Komunikasi terbuka budaya Amerika memungkinkan mereka memiliki hubungan informal yang dekat dalam setiap situasi. Sehingga setiap masalah mudah dicari solusinya, tanpa dipendam dalam hati yang biasanya menjadi penyebab stres yang berpengaruh pada kesehatan tubuh. Sementara pada budaya Asia, lebih formal kecuali hubungan dengan keluarga amat dekat. Tentu saja, hubungan yang dekat dengan anggota keluarga ini melahirkan budaya jaga kesehatan yang berbeda pula. Konsep reinkarnasi yang dikenal pada beberapa masyarakat Asia menyebabkan anggota keluarga kurang perhatian bila anggota keluarganya yang lain menderita sakit.


Terkecuali, uniknya di Indonesia kita mengenal jamu yang dapat dikatakan salah satu cara jaga kesehatan secara rutin demi kebaikan di masa yang akan datang. Hubungan dengan anggota keluarga juga dekat. Bisa dikatakan Indonesia memiliki budaya menjaga kesehatan yang cukup baik bila menilik dari budaya minuman jamu tersebut. Jadi sebenarnya nenek moyang kita cukup kenal dengan konsep waktu orientasi masa depan.


Makanan yang kita konsumsi juga cukup sehat. Misalnya saja, gado-gado yang meruapakan campuran dari telur dan sayuran yang ditaburi sambal kacang yang khas. Gado-gado, makanan favorit khas Indonesia ternyata mampu membawa nama Indonesia dalam kancah internasional. Tak disangka, gado-gado menjadi juara pertama dalam lomba masak internasional (Liotorale Flegreo Nel Mondo) 2010, yang digelar di Napoli, Italia, Rabu (28/7). Paula Astrid Unu sebagai juru masak memenangkan sajiannya dalam kategori tampilan sajian estetika. Tentu saja dengan adanya penghargaan ini, tak usah merasa minder bila menyebut gado-gadi sebagai makanan favorit. Sebab, selain memang termasuk makanan sehat, gado-gado juga berprestasi kaliber internasional.


Jadi, bila anda ingin hidup sehat, perbaikilah konsep waktu, cara berkomunikasi dan makanan anda tentu saja.



See also: Table 8, Loewy



Rabu, 28 Juli 2010

Makanan Bagi Kita dan Mereka

Beruntunglah kita masih bisa tertawa lebar. Tak terlalu memikirkan makanan yang akan disantap hari ini atau esok hari. Terkadang dengan mudahnya kita buang-buang makanan yang sudah menjadi hak kita ke tempat sampah. Sementara, berdasarkan penelitian di daerah Muara Gembong dan Pebayuran, Kabupaten Bekasi kita bisa melihat seorang ibu yang tua renta bersusah payah demi menikmati makan siang. Ibu ini memiliki seorang anak yang telah menikah dan memberikannya cucu. Harapan dengan adanya keluarga baru ini bisa memperbaiki taraf hidup mereka ternyata tak terbukti. Mereka malah semakin melarat karena anak dan menantunya hanyalah nelayan kecil dan buruh tani lepasan yang tak jua bisa sebut pendapatan mereka cukup, apalagi berlebih. Sehingga, ibu tua renta ini mencoba membantu diri dan keluarganya dengan menangkap ikan-ikan kecil di sungai. Seringkali ikan-ikan yang tertangkap jaring-jaring ini hanyalah ikan-ikan kecil yang tak sebesar ikan gurame atau ikan mas yang biasa kita santap. Ikan-ikan yang beliau peroleh hanyalah ikan-ikan kecil sebesar ibu jari. Padahal berat juga mengangkat jaring itu di pinggir sungai dengan resiko terpeleset. Bukan hanya itu, mereka memasak kembali menggunakan kayu bakar karena tabung gas yang dibagikan pemerintah begitu menakutkan serta mengancam jiwa.

Bersyukurlah kita, dengan segala fasilitas yang kita miliki di rumah, dengan banyaknya restoran yang bisa kita kunjungi setiap saat. Tanpa perlu mengeluarkan keringat layaknya ibu tua renta yang tak pantas lagi bekerja. (Ratih)

See also: seafood


Jumat, 23 Juli 2010

Sate Lezat Kan?

Satay (pronounced /ˈsæteɪ/ SA-tay) or sate is a dish of marinated, skewered and grilled meats, served with a sauce.[1] Satay may consists of diced or sliced chicken, goat, mutton, beef, pork, fish, tofu, or other meats; the more authentic version uses skewers from the midrib of the coconut leaf, although bamboo skewers are often used. These are grilled or barbecued over a wood or charcoal fire, then served with various spicy seasonings.

Satay may have originated in Java or Sumatra, Indonesia [2]. Satay is available almost anywhere in Indonesia; it has become a national dish of Indonesia[3]. It is also popular in many other Southeast Asian countries, such as: Malaysia, Singapore, Brunei, Thailand, the southern Philippines and in the Netherlands, as Indonesia is a former Dutch colony.

Satay is a very popular delicacy in Indonesia and Malaysia; Indonesia’s diverse ethnic groups’ culinary art (see Cuisine of Indonesia) have produced a wide variety of satays. In Indonesia, satay can be obtained from a travelling satay vendor, from a street-side tent-restaurant, in an upper-class restaurant, or during traditional celebration feasts. In Malaysia, satay is a popular dish - especially during celebrations - and can be found throughout the country. Close analogues are yakitori from Japan, shish kebab from Turkey, chuanr from China and sosatie from South Africa.

Turmeric is a compulsory ingredient used to marinate satay, which gives the dish its characteristic yellow colour. Meats commonly used include beef, mutton, pork, venison, fish, shrimp, squid, chicken, and even tripe. Some have also used more exotic meats, such as turtle, crocodile, and snake meat.

Satay may be served with a spicy peanut sauce dip, or peanut gravy, slivers of onions and cucumbers, and ketupat (rice cakes).

Pork satay can be served in a pineapple-based satay sauce or cucumber relish. An Indonesian version uses a soy-based dip.

Satay is not the same as the Vietnamese condiment sate, which typically includes ground chili, onion, tomato, shrimp, oil, and nuts. Vietnamese sate is commonly served alongside noodle and noodle-soup dishes.


Source: www.wikipedia.com

See also: restoran, makanan

Jumat, 09 Juli 2010

Tema Makanan dalam Sastra

By: Ratih

Siapa kira ternyata makanan pun bisa menjadi topik dalam sebuah puisi. Di Eropa, tema makanan merupakan bagian dari sejarah sastra yang tidak bisa dipungkiri turut membangun ciri peradaban masyarakatnya. Seperti juga di Indonesia, puisi merupakan gambaran dari keprihatinan penyair yang secara ajaib menerima “wahyu.” Tak semua orang mampu menjadi penyair. Sebab penyair bukanlah seseorang yang dibentuk secara matematis. Penyair memiliki kepekaan yang luar biasa tanpa perhitungan akal. Kadang bukan hanya gambaran masyarakat masa kini yang mampu dirangkum oleh seorang penyair, melainkan ramalan masa depan pun mampu dikemas dengan apik ciamik meski huruf alfabet hanya ada 26.


Di Indonesia kita punya Chairil Anwar yang mendobrak norma dengan puisi “Aku.” Kehidupannya yang tak terikat soal hubungan asmara dan kerja menjadi awal kehidupan orang masa kini yang tak percaya pernikahan yang tak mau kerja sebagai buruh. Kebebasan Chairil merupakan merdeka dengan prinsip relijius, diam-diam ia mencari makna hidup. Memang bukan agama yang ia pegang teguh, melainkan prinsipnya sendiri yang tak seolah tak mau ambil pusing. Jalan hidupnya memang menarik, sebagai anak tunggal ia dimanja sekaligus dikecewakan karena keluarganya terpecah belah. Puisi pertamanya ditulis karena neneknya meninggal, sejak itu dia tersentak dengan kenyataan bahwa hidup pasti akan berakhir dengan kematian. Puisi dari Chairil Anwar berikut berhubungan dengan “dapur”:


PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

(1948)

Liberty,
Jilid 7, No 297,
1954


Lalu, era berganti dan Sitok Srengenge sang penyair mengejutkan dunia sastra Indonesia dengan puisinya yang suram, lugas, sederhana dan bermakna dalam. Ia memperoleh beberapa penghargaan di luar negeri karena puisi-puisinya yang tak biasa. Salah satu buku kumpulan puisi favoritku adalah “Haram Jadah.” Puisi-puisi Sitok Srengenge dibukukan dengan ilustrasi gambar Agus Suwage. Nampaknya tak mudah memahami sekali baca puisi-puisi sekelas Sitok Srengenge. Diksi yang hadir tak biasa didengar di telinga awam, namun pada saat bersamaan memberi pengertian yang pas untuk keseluruhan puisi. Novelnya yang terbaru berjudul “Menggarami Burung Terbang” diawali dengan: Tidur, Cintaku, tidurlah tenang. Nuansa ini hampir sama dengan nuansa kematian yang gelap, meski sesaat.


Di Eropa, para penyair masa kini menulis puisi dari bahasa Latin disesuaikan dengan kehidupan modern. Misalnya saja “The Physics of Taste” diambil dari Book IV oleh Lucretius “On the Nature of the Universe”. Ditulis pada tahun 50 SM, puisi Lucretius merupakan sebuah puisi filsafat dari Epicurus. Pada masa kini, tulisan filsafat terdapat dalam prosa. “Nice Food” diambil dari “On Things that are Good to Eat” oleh Ennius (terlahir pada 239 SM). Seperti juga Lucretius, Ennius mempersembahkan versi Roma dari tradisi Yunani (Wilkins. 1996).


Akhirnya, perlu disadari bahwa makanan bukan sekedar sebuah kewajiban demi hidup. Makanan mewakili esensi dari sebuah sistem yang kompleks. Kerumitan ini dimaknai secara mendalam oleh para penyair sehingga tiba pada kita arti fenomena-fenomena hidup menuju kematian. Tak mudah menjadikan dapur sebagai pusat ide, bila tak cukup aware menghubungkannya dengan berita sosial di luar sana. Berita yang perlu disaring kebenarannya. Perlu dikritisi dan disusun alur sejarahnya. Soal perut, bukan dosa lagi bila dengan perut otak dan hatimu berjalan seiring. Tertarik menulis puisi dengan tema makanan atau mau langsung saja santap makanan khas Eropa? Di Pizza Hut, Tamani atau Marzano? It's up to you.


Daftar Pustaka:

Wilkins, John. 1996. Food In European Literature. Exeter: Intellect Books.

Simbol Makanan

Alih Bahasa Oleh: Ratih

Simbolisme dan permainan kata mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan di China, termasuk makanan. Itulah sebabnya banyak makanan disajikan selama perayaan Tahun Baru. Cukup menarik bukan? Berikut makna-makna dibalik makanan:

rumput laut hitam: kesejahteraan

kacang kering: kebahagiaan, kacang segar kurang disukai karena berwarna putih yang diartikan sebagai kematian

telur: kesuburan

dadar gulung: kemakmuran

kacang leci: ikatan erat dalam keluarga dan sajian untuk para dewa

mie: umur panjang

jeruk: kesejahteraan dan keberuntungan

kacang-kacangan: umur panjang

pomelo: kelimpahan harta, kemakmuran dan keluarga besar

jeruk mandarin: kesejahteraan dan keberuntungan

lotus root: keberuntungan dalam keluarga, berarti kebersamaan dengan para anggota keluarga

permen: harapan untuk hidup yang indah

kue beras: doa agar seorang anak bertumbuh kembang dengan baik

Setelah tahu makna dibalik makanan, maka berhati-hatilah memilih makanan di restoran Loewy atau Table 8 yang menyajikan aneka chinese food.


Sumber:

Vegetarian Times. Edisi Februari 2003.

Kamis, 08 Juli 2010

Bagaimana Sushi Mendunia?

Alih Bahasa Oleh: Ratih

Tuna tidak perlu dipromosikan di Jepang, karena merupakan seafood terpopuler disana. Setiap tahun permintaan ikan tuna begitu besar. Nikkatsuren, Federasi Pencinta Ikan Tuna meluncurkan “Hari Tuna” (Maguro no hi). Hari itu, para penjual tuna memajang poster-poster dan membagikan kartu-kartu resep. Tanggal 10 Oktober merupakan tanggal pertama kalinya ikan tuna muncul dalam literatur Jepang, dalam koleksi puisi klasik abad 8 yang dikenal dengan Man'yoshu. Kebetulan tanggal 10 Oktober bertepatan dengan peringatan Hari Olahraga Nasional Jepang. Sehingga, Goro-kun si tuna sportif merupakan cara efektif untuk mempromosikan kebudayaan nasional Jepang, makanan sehat demi kehidupan yang aktif, dan liburan bersama keluarga.


Di luar Jepang, tuna mentah tidak dianggap lezat pada awalnya. Ide soal ikan mentah yang diiris tipis bukanlah sesuatu yang mudah diterima dalam kebudayaan masyarakat lain. Hanya sedikit makanan Jepang yang muncul di media Amerika Serikat setelah Perang Dunia kedua. Baru pada tahun 1960-an artikel tentang sushi muncul di sebuah majalah gaya hidup seperti Holiday dan Sunset. Tapi resep yang ditawarkan adalah sushi dengan bahan udang bukan ikan mentah yang dibungkus nasi. Pada tahun 1972, New York Times meliput tentang pembukaan sebuah restoran sushi dengan artikel berjudul “Wake Up Little Sushi!” review restoran ini menggiring pembaca untuk lebih mengenal sushi termasuk penciptanya di Amerika Utara. Tahun 1970-an memang tahun menanjaknya popularitas sushi di Amerika Utara, Eropa dan Amerika Latin. Sushi menjadi bagian dari fashion, “sushi” lip gloss diambil dari warna merah tuna mentah hingga “wasabi” cat kuku, berwarna hijau muda seperti warna daging alpukat.


Popularitas sushi berpengaruh pada naiknya penjualan ikan tuna di Jepang. Pada tahun 1984 dari 957 ton menjadi 5235 ton. Permintaan ikan tuna sebagai bahan utama sushi di dunia cukup mengejutkan. Hal ini diikuti dengan maraknya restoran sushi di berbagai belahan dunia, baik Asia maupun Eropa. Kendala cuaca kadang menjadi kendala dalam pengiriman sushi. Namun hal ini tidak menjadi kendala para pemilik restoran untuk memesan ikan tuna langsung dari Jepang.


Sushi kemudian menjadi bagian dari kehidupan bergengsi. Sushi disediakan bukan hanya di gerai-gerai atau restoran namun menjadi salah satu menu andalan hotel mewah. Maka permintaan chef ahli sushi pun meningkat. Demi memberikan kebutuhan akan chef di restoran-restoran dan hotel-hotel mewah, sebuah sekolah khusus didirikan di Tokyo, bernama Sushi Daigaku (Universitas Sushi) menawarkan sertifikat sushi bagi para siswanya. Sushi kemudian identik dengan budaya Jepang dimata dunia.

Sumber:

Watson, James I and Melissa I Caldwell (Editors). 2005. The Cultural Politics of Food and Eating: A Reader. Oxford: Blackwell Publishing


Beruang Tak Lewatkan Peluang, Harimau Suka Buruan yang Wow

By: Ratih

Saat ini dongeng sebelum tidur semakin jarang dilakukan karena banyaknya media elektronik yang “menemani” anak sebagai pengantar tidur. Padahal dongeng sebelum tidur merupakan salah satu cara internalisasi nilai atau penanaman norma sejak dini. Bagi kamu yang masih punya adik kecil, keponakan atau bahkan sudah punya anak, anak-anak murid (kalau cucu belum kali ya.. we're not that old...). Salah satu cerita ini merupakan kisah klasik dari Cina yang bagus untuk diceritakan pada mereka. Dongeng ini saya baca dalam salah satu buku Cina.


Seekor beruang berdiam diri di pinggir sungai. Ia makan ikan-ikan kecil yang lewat dalam sungai tersebut. Perlahan tapi pasti dia selalu mendapatkan makanan meski apa yang dia peroleh bukan ikan-ikan besar. Hal ini diketahui oleh seekor harimau yang selalu mendapatkan buruan yang besar. Harimau merasa heran dengan beruang yang mau saja makan ikan-ikan kecil.


“Beruang..apa yang kau lakukan disini? Apa yang kau dapat tak sebanding dengan pengorbanan kamu berdiri terus di pinggir sungai. Lebih baik kamu berburu denganku. Aku biasanya mendapatkan rusa besar dalam satu kali buruan,” ajak Harimau pada Beruang.


“O ya? Rusa itu kamu peroleh kapan saja?” tanya Beruang mulai tertarik dengan tawaran Harimau.

“Tentu saja tidak, kita harus memiliki strategi yang matang, tim yang solid dan mau menunggu karena rombongan rusa hanya lewat satu kali sebulan.”

“Satu kali sebulan?” Beruang mulai berpikir, pilihan mana yang lebih baik, ikan kecil yang sudah pasti ia peroleh atau rusa besar yang hanya satu kali dalam sebulan? Bagaimana dengan hari-hari selama bulan tanpa korban buruan? Beruang ini bukan jenis beruang yang hibernasi selama 3 bulan setelah memperoleh makanan. Beruang ini hanyalah beruang biasa yang hidup seperti layaknya hewan hutan lainnya, hari-hari dilalui dengan bangun dan tidur. “Seandainya aku beruang yang bisa hibernasi, tentu aku akan ikut harimau. Ah, lihatlah tubuh harimau itu begitu kurus kering, mungkin karena ia hanya mau menikmati buruan besar saja,” pikir beruang.


“Wah..sebulan sekali? Maaf ya harimau aku tidak bisa menjadi harimau yang gesit berlari. Aku juga tidak sepintar kamu dalam berstrategi menangkap rusa, aku juga tidak punya tim yang solid untuk menangkap rusa. Lagipula, aku takkan melepas ikan-ikan kecil ini untuk rusa yang belum tentu ada setiap hari. Tubuhku menjadi sebesar ini karena aku setiap hari memakan ikan kecil yang bisa kuperoleh. Aku tak memimpikan buruan yang besar yang tak mungkin kuperoleh dengan diriku dengan kemampuan seperti ini.”


Harimau merasa heran dengan keputusan beruang menolak ajakannya yang menggiurkan. Beruang merasa tak rugi apapun karena menolak ajakan harimau. Nah, dari ilustrasi ini coba tanyakan pada anak-anak kecil yang didongengi, mau menjadi seperti hewan apakah ia? Tentu saja, setiap jawaban tak ada yang benar atau salah. Pilihan untuk menjadi salah satu hewan pastinya beralasan, tergantung dari kemampuan masing-masing. Beruang menolak ajakan harimau karena dia hanya mau menjadi beruang penyuka ikan yang baik, harimau mengajak beruang karena dipikirnya ia memiliki buruan besar yang biasanya diinginkan juga oleh hewan-hewan lain. So, just be yourself. Be your best self.

Lihat juga: chinese food, minuman


Rabu, 16 Juni 2010

Pembersih Mulut

Setelah makan, biasanya masih ada sisa-sisa kotoran di mulut. Kotoran yang terselip di gigi biasanya dibersihkan dengan tusuk gigi. Ternyata ada pembersih mulut lain yang bisa dijadikan alternatif praktis jika di restoran tidak menyediakan tusuk gigi, diantaranya:

1. Permen karet sebagai makanan kecil yang populer di kalangan anak muda ternyata ada gunanya juga sebagai pembersih mulut. Bahan lengket yang terkandung dalam permen karet cukup ampuh mengangkat kotoran;

2. Buah apel yang mengandung sedikit asam cukup membersihkan mulut. Jadi makanan penutup seperti buah bukan hanya berdampak bagus pada pencernaan, tapi juga bagus untuk kesehatan mulut dan gigi.

3. Dental floss menjangkau kotoran yang terselip diantara dua gigi. Seringkali sikat gigi kurang maksimal mengangkat sisa-sisa makanan. Dental floss efektif untuk sisa makanan di sela-sela gigi.

Sebaiknya gigi bersih dari sisa makanan sebab jika tidak, akan mengundang bakteri yang menggerogoti gigi hingga berlubang.


Lihat juga: cake, ice cream, wine


Selasa, 15 Juni 2010

3 Jenis Makanan Penutup Sehat

Makanan penutup atau desert merupakan makanan yang cukup penting agar tubuh mencerna makanan dengan baik. Sayangnya, mayoritas orang Indonesia belum menganggap desert ini sebagai unsur penting dalam kegiatan makan sehari-hari. Tentu saja, terkecuali bagi mereka yang telah membiasakan diri berpola hidup sehat. Mereka akan menyertakan buah sebagai pencuci mulut, misalnya. Tentu saja, bagi para penganut diet berdasarkan golongan darah, pencuci mulut yang dipilih pun harus disesuaikan agar tubuh tetap sehat.

Kreasi makanan penutup di restaurant begitu beragam. Mulai dari buah, es krim dan kue-kue kecil. Keragaman ini menggiurkan para penikmat makan, tapi bagi mereka yang berdiet, makanan penutup es krim begitu dihindari. Adakah makanan penutup yang benar-benar sehat? Tentu saja, pilihan utama yang baik untuk kesehatan ialah buah. Buah pun harus hati-hati dipilih, saat ini buah segar yang tidak dikupas kulitnya rentan mengandung pestisida.

Makanan penutup yang paling aman menurutku adalah cake buah. Cake buah selain mengandung buah segar yang telah dikupas kulitnya, ia juga mengandung protein dari telur sebagai salah satu bahan pembuatnya. Selain itu, minuman jus juga pilihan sehat yang menyegarkan. Biasanya, setelah makan menu utama yang mengandung banyak lemak misalnya daging kambing, customer dianjurkan minum jus jeruk sebagai penetralisir lemak supaya tidak terlalu mengendap dalam tubuh. Acar bawang juga bisa dijadikan penetralisir makanan berlemak. Jadi, makanan penutup bukan saja ice cream seperti anggapan banyak orang. Makanan penutup sehat seperti cake buah, jus dan acar bisa menjadi pilihan.

Hati-hati dengan Kandungan Makanan

Makanan masa kini mengandung banyak bahan yang tidak dikenal. Terkadang ketidaktahuan kita akan bahan yang dikandung makanan justru membahayakan kesehatan. Para ahli nutrisi, ahli kimia dan dokter menganggap hal ini penting untuk diteliti demi keberhasilan diet yang dilakukan manusia kini. Namun, faktanya kita bukan hanya membutuhkan beragam makanan bergizi demi tubuh kita. Tapi juga makan demi memuaskan selera pada rasa makanan yang disajikan. Sinisme pada sumber yang mengatakan soal vitamin yang berasal dari buku atau website dikarenakan kita mudah tergiur pada tampilan makanan.


Seringkali, kita memilih makanan dengan mengesampingkan unsur gizi. Tampilan menarik dari makanan yang disajikan di restoran menjadi alasan kita membeli produk yang ditawarkan. Alasan ini tentu saja tidak datang secara “ajaib”. Iklan, kebiasaan makan dalam keluarga dan pola hidup lingkungan menjadi sekian faktor yang meyebabkan ketidapedulian kita pada perlunya gizi dalam makanan.


Lalu makanan seperti apa yang perlu kita pilih? Tentunya makanan dalam kemasan dapat dikenali bahannya dari daftar ingredients. Hal ini membantu seandainya istilah-istilah yang ada dipahami oleh kita sebagai orang awam. Sayangnya, pengetahuan kita soal sepele tapi penting ini berpengaruh pada produksi makanan secara masal. Beberapa tahun yang lalu kita masih biasa saja makan permen susu. Setelah diteliti ternyata kandungan permen itu mengandung melamin. Betapa ketidaktahuan begitu menakutkan saat makanan tradisional yang menjadi kesukaan keluarga ternyata megandung jamur yang akan menyebabkan kanker, contohnya oncom. Untunglah penelitian soal makanan ini masih terus dilaksanakan bukan demi industri makanan yang lebih baik, tapi juga demi kesehatan manusia. Upaya awal yang dapat kita lakukan, sebaiknya berhati-hati pilih restaurant atau cafe untuk berkumpul ria dengan keluarga.

Sumber bacaan:

Coultate, Tom P. 2002. Food: The Chemistry of Its Components. Cambridge: The Royal Society of Chemistry.

Senin, 14 Juni 2010

Karier Seorang Chef

Siapa yang mengira, memasak menjadi begitu menjanjikan sekarang ini? Tayangan soal masak memasak di televisi menjadi tren, terbukti hampir setiap stasiun televisi memiliki program kuliner. Bahkan salah satu chef perempuan menjadi seperti selebritis chef yang cantik. Ia tampil di acara gosip untuk bercerita asal muasal pilihannya menjadi ‘tukang masak’. Profesi ini seolah keluar dari kotak kecil dapur menuju dunia luas bernama entertainment. Masak menjadi hobi yang cukup menghasilkan coin and poin di masa sekarang.

Semua ini berawal dari perkembangan industri makanan pada tahun 1980-an, bukan hanya menunjukkan perubahan pada jumlah restoran yang meningkat. Tapi juga adanya tuntutan untuk standar makanan secara global serta profesi yang menjanjikan untuk penyediaan makan malam yang mewah, yaitu Chef. Di Prancis, perubahan ini berpengaruh pada status ekonomi, sosial, dan ideologi.

Kreativitas dalam kuliner memberi kesempatan pada orang yang menyukai makanan untuk berlaku lebih profesional. Sehingga, kreativitas dalam bidang kuliner menjadi begitu dihargai. Restoran bahkan menyediakan budget khusus untuk chef agar mereka lebih berkreasi dalam menciptakan ragam makanan baru, misalnya kreasi cake, pizza, seafood, pasta atau steak. Baik modifikasi dari makanan tradisional maupun makanan yang belum pernah ada.

Kreasi ini mereka peroleh setelah berkeliling Eropa mencicipi aneka makanan yang kemudian mereka masak di negerinya sendiri. Orang Amerika yang menjadi chef pada tahun 1970-an, memilih profesi ini untuk lepas dari pakem pekerjaan yang telah ada disana. Namun, hingga tahun 1980-an, restoran di Amerika yang menyediakan makanan berkelas masih dikuasai chef dari Perancis. Bagaimana dengan Indonesia?

Sumber bacaan:

“Eating Culture” by Ron Scapp dan Brian Seitz.

Daging sebagai Makanan Simbol Maskulinitas

Vegetarian merupakan sebuah pilihan di tengah para pemakan daging sebagai mayoritas. Para pemakan daging lebih menganggap hubungan dengan makanan adalah sebagai bentuk hubungan biasa dengan sebuah benda padat. Sedangkan bagi para vegetarian, berhubungan dengan daging merupakan hubungan dengan makhluk hidup. Perbedaan pandangan antara para vegetarian dengan para pemakan daging ini lebih merupakan beda sudut pandang. Keunikan dari makhluk hidup bagi para vegetarian sebagai upaya menghargai hidup itu sendiri. Bukan merupakan hubungan antara manusia dengan benda padat yang tak pernah ada peran apapun di dunia.

Daging yang berasal dari makhluk hidup ini dianggap sebagai sumber kekuatan bagi para petani di masa lalu yang pekerjaan sehari-harinya di ladang. Term “daging” yang dianggap berbeda bagi para vegetarian dan omnivor ini disebabkan adanya beda anggapan bahwa daging hanyalah benda padat tak bernilai personal. Ternyata daging yang merupakan sumber kekuatan ini identik dengan maskulinitas. Daging merupakan makanan pilihan para lelaki. Peran laki-laki dalam masyarakat menjadikan pilihan makan daging menjadi wajar.

Di Barat, daging ini diolah menjadi steak. Sedangkan di Indonesia, daging diolah menjadi sate. Perbedaan daging olahan ini tak menjadi faktor yang mengalihkan pilihan laki-laki untuk memakan daging sebagai menu utama dalam keseharian mereka. Tentunya pilihan ini berbeda pada setiap kelas. Kelas menengah atas lebih mampu menjadikan daging sebagai pilihan utama setiap hari karena kemampuan finansial mereka. Sedangkan kelas yang lebih rendah kemungkinannya kecil untuk menikmati daging setiap hari. Perempuan sebagai manajer keuangan dan koki, menyesuaikan budget makanan sesuai dengan selera laki-lakinya. Paling tidak seminggu sekali atau sebulan sekali sediakan daging untuk para lelakinya.

Sumber bacaan:

“Eating Culture” by Ron Scapp dan Brian Seitz.

Tiga Rasa Lumpia Semarang Asli

Kunjungan ke Semarang kali itu cukup singkat, pagi hari kami pergi kesana, malam hari kembali ke kota asal, Bandung. Suasana Kota Semarang tidak seramai Jakarta yang dikenal dengan kemacetannya. Di Semarang, banyak penjual makanan di pinggir jalan. Nampaknya jiwa wirausaha di kota itu begitu kental, mengingat kondisi ini. Mall disana terpusat pada satu tempat di kota. Tidak seperti Kota Jakarta dan Bandung, Semarang tidak memiliki mal yang tersebar dimana-mana.

Berhubung makanan khas Semarang adalah lumpia, maka tujuan awal kami pergi kesana yaitu: hunting Lumpia Semarang! Lumpia di mall juga ada, malah ada restoran khusus yang hanya menjual lumpia. Tapi kami mencari lumpia asli yang telah menjual lumpia puluhan tahun, tempatnya di Kauman. Meski tempatnya kecil dan nampak kurang meyakinkan J, restoran khusus menjual lumpia ini dikunjungi banyak orang. Harga satu lumpia cukup mahal, Rp 9000. Meski begitu, harga ini pantas dibayar dengan rasa yang enak, khas terasa rebon (udang kecil) dan bambu mudanya.

Lumpia Semarang ini dapat dinikmati langsung dan tidak langsung. Lumpia yang telah masak langsung dimakan di tempat. Sedangkan lumpia setengah matang bisa digoreng lagi di rumah. Kami cicipi beberapa disana lalu beli lumpia setengah matang untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Lumpia Semarang tidak sendirian, ia ditemani dengan saus berwarna hitam yang terbuat dari tepung tapioka, kecap dan gula merah. Lumpia juga didampingi dengan semacam salad yang terbuat dari lobak dan cuka. Rasa lumpianya kering diluar, gurih dan empuk didalam. Asin. Kalau lumpia ini dicelupkan ke saus, rasanya manis. Ditambah salad Jawa, rasanya asin. Jadi kalau Lumpia Semarang dimakan secara bersamaan dengan saus dan saladnya, rasanya asin gurih, manis dan asam.

Jumat, 11 Juni 2010

Thanksgiving

Hari Thanksgiving berawal dari kesuksesan tanam The Pilgrims of Plymouth Colony pada tahun 1621, kemudian Gubernur William Bradford memproklamasikan 3 hari festival. Inilah asal muasal diadakannya Hari Thanksgiving di Amerika. Para pemburu pilgrim lalu menangkap kalkun (Benjamin Franklin menobatkan hewan ini sebagai burung nasional) untuk perayaan tersebut. Suku Indian yang bersahabat, Massasoit dan Wampanoag, diundang pula pada festival ini, mereka menyumbangkan 5 ekor rusa.

Thanksgiving merupakan hari yang unik. Hari thanksgiving hanya dirayakan di Amerika. Hari untuk berterima kasih pada Tuhan atas anugerah makanan yang telah diberikan-Nya. George Washington mendeklarasikan Hari Thanksgiving ini pada tanggal 26 November 1789. Selanjutnya, pada tahun 1863 Presiden Abraham Lincoln meresmikan Hari Thanksgiving dengan menetapkan Hari Kamis terakhir di Bulan November sebagai hari libur nasional. Harapannya, makan malam dengan kalkun pada hari itu warga Amerika dengan berbagai etnis, bangsa dan keyakinan akan semakin meresapi identitas nasional mereka.

Alih Bahasa dari buku “Eating Culture” By Ron Scapp, Brian Seitz

Selasa, 01 Juni 2010

Tempat makan dan nongkrong di bandung

Berkunjung ke Bandung kiranya belumlah lengkap apabila belum berwisata kuliner dan berwisata tempat Makan Bandung atau seputaran kota Bandung yang nyaman dan asri. Tempat Makan Asik dari restoran mewah, kafe yang nyaman, warung makan yang murah, semua dapat ditemukan di Bandung. Dari harga yang mahal untuk jamuan mewah, atau harga yang murah untuk sekedar nongkrong mengisi perut semua lengkap di Bandung. Makanan khas Bandung seperti Batagor dan kue-kue lain juga tetap merupakan favorit sebagai oleh-oleh dari kota Bandung dan menjadikan sebuah kunjungan ke Bandung menjadi tidak lengkap tanpa membawa buah tangan Batagor yang harum gurih serta Brownies kukus yang manis dan legit.

Ya, seiring pergantian waktu, suatu usaha tentu saja mengalami pasang surut. Begitu juga dengan beberapa tempat makanan dan tempat minuman enak di bandung. Tempat-tempat makan kuliner di bandung ini ada yang membuka cabang baru, ada yang pindah lokasi, ada juga yang renovasi. Untuk para pengunjung kota bandung, baik itu wisatawan local atau turis mancanegara, jangan lewatkan informasi tentang beberapa tempat makan bandung

Sumber : Kusut BlogDetik.com

Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan: Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis – Indonesia