Rabu, 14 Oktober 2009

Melihat Profesi Seorang Kontraktor Pameran



Usaha apapun kalau ditekuni pasti akan membawa hasil. Prinsip itulah yang dianut oleh Untung Suripno (53) dalam mengarungi hidup dan berpijak pada pelaksana pameran atau Kontraktor Pameran selama 22 tahun. “Sejak tahun 1986 saya sudah menekuni kontraktor pameran. Berbagai kota telah saya singgahi untuk melaksanakan penyelenggaraan pameran, “ kata Untung Suripno sang kontraktor pameran yang ditemui N-News di tengah Pasar Rakyat yang digelar di halaman kantor Bidang Koperasi, Senin (16/9).

Di banding dengan kontraktor bidang lain, kontraktor pameran yang menangani pameran ada kepuasan tersendiri. Karena setiap pameran ada kesamaan atau karya baru dalam membuat stand atau partisi. Ia menyebutkan, pameran yang telah ditangani di kota Pacitan, Boyolali, Klaten, Kulon Progo, Gunung Kidul, Bantul , Temanggung, Batam, Pontianak, Padang dan Jakarta. “Saya pelanggan tetap membuat anjungan Passo di Sekaten Yogya yang masuk tahun ke-14,” kata Bapak berputra dua, yang tinggal di Jl. Garuda 50, Banguntapan, Bantul.

Dengan bendera usahanya Rico Promotion Service kontraktor pameran, biasanya stand pameran dibuat ukuran 3 X 3 meter dengan harga Rp 1 juta. Lain halnya dengan harga stand yang dibuat di Sekaten bisa mencapai Rp 3 juta – Rp 4,5 juta.

Supaya jasa kontraktor pameran dipercaya pada konsumen, Untung memiliki prinsip membangun kepercayaan bagi pemakai entah itu dari perorangan, Pemda atau BUMN. Dan pada bulan September ini, Untung mengerjakan pameran Pasar Rakyat di Yogya, Bantul dan Temanggung. “Saya mengerjakan partisi pameran paling luas sekitar 3.000 M2, yang diadakan di Jakarta,” ujar suami Eri Papmiatun, yang menangani penginapan Cipta Gatra di daerah Blok O pangkalan Adisutjipto.

Banyak rekan-rekannya sering berolok-olok, bahwa Untung bekerjanya di Disperindagkop. Ini bisa dimaklumi karena banyak order datang dari Disperindagkop

nasarinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar