Kamis, 01 Oktober 2009

Usaha Furniture Minimalis Sangat Menguntungkan

Para mahasiswa di Bandung seolah dimanja jika ingin melengkapi kamar kosnya dengan berbagai perabot atau Furniture Minimalis. Mau yang murah meriah, ada. Yang bergaya minimalis pun tersedia.

Banyaknya mahasiswa dari daerah luar Bandung yang menuntut ilmu di Kota Kembang, agaknya menjadi inspirasi tersendiri bagi Ajeng Arsista Mahardini (28) dan Astin Widyaningrum (27). Ajeng, arsitek lulusan Universitas Parahyangan tahun 2004, sebetulnya sudah 3,5 tahun ini bekerja di Jakarta. Belakangan, Ia memilih berhenti bekerja untuk mengikuti ajakan Astin, teman sejak SMA, membuka usaha sendiri.

"Karena bosan ikut orang terus, akhirnya saya setuju. Kami buka usaha ini Desember 2007 bersama satu teman lagi yang jadi partner pasif," kisah Ajeng. Usaha bermodal awal Rp 40 juta itu dimulai dengan membuat beragam Furniture Minimalis. Sasaran utamanya, ya, para mahasiswa. Karena itulah, Ajeng dan Astin sengaja membuat desain furnitur berwarna cerah, irit tempat, tapi multifungsi (Furniture Minimalis).

Furniture Minimalis yang mereka buat antara lain rak buku, lampu kamar dengan kaki tinggi, keranjang pakaian kotor, meja komputer, wadah (storage) dalam berbagai ukuran, dan sebagainya. "Kalau pembeli ingin ukuran, desain, atau warna yang berbeda, bisa juga. Sebab, yang kami tekankan dalam berjualan justru custom untuk pelanggan," jelas Ajeng.

Barang-barang Furniture Minimalis itu dibuat dari kayu blockboard yang menurut Ajeng lebih kuat, awet, dan tak mudah rusak jika kena air. Untuk menarik pelanggan, Ajeng juga mengajak temannya ikut mengisi tokonya yang ia beri nama Ruang, dengan soft furniture. Antara lain bantal, seprei, dan sebagainya.

Tanggapan para mahasiswa ternyata cukup bagus. Meski baru mengandalkan promosi usaha Furniture Minimalis dari mulut ke mulut, jumlah pelanggan pembeli Furniture Minimalis terus meningkat. "Kebanyakan mahasiswa asal Jakarta. Ada juga, sih, para pengantin baru yang ingin mengisi rumah mereka. Kalau mahasiswa, umumnya memilih warna cerah, sedangkan keluarga baru lebih suka warna yang netral atau aman semisal cokelat, hitam, dan putih.

Ide dari Tamansari
Tak sedikit pula, kata Ajeng, pasangan keluarga baru yang minta kamar atau bahkan rumahnya didesain. "Umumnya tempat tidur, lemari, dan meja rias. Ada juga yang minta dibuatkan kitchen set," jelas lajang asli Yogyakarta ini. Soal harga, berkisar dari puluhan ribu hinga jutaan rupiah. Storage dengan warna-warni cerah, misalnya, dibandrol dengan harga Rp 65 ribu, sementara, keranjang pakaian kotor dengan resleting di bagian atas Rp 100 ribu, dan meja komputer berwarna ungu seharga Rp 470 ribu. Sedangkan untuk produk rumahan atau yang berukuran besar, harganya bisa mencapai Rp 10 juta. Misalnya kitchen set.

Menjelang Lebaran dan tahun ajaran baru adalah masa bagi Ajeng dan Astin menuai rezeki dair Furniture Minimalis bikinan mereka. Ngomong-ngomong, darimana dua sahabat ini mendapat ide berbisnis furnitur minimalis? Ternyata dari banyaknya penjual Furniture Minimalis murah yang ada di Bandung, termasuk di kawasan Tamansari.

Di sana memang berderet penjual Furniture Minimalis murah yang menyediakan keperluan kamar kos mahasiswa. Mulai dari meja komputer sampai tempat tidur. "Sayangnya, warna, model, dan ukurannya itu-itu saja. Dari situ kami punya ide membuat Furniture Minimalis ini."

kompas.com

1 komentar: