Bagi kebanyakan orang, kain batik kuno bekas mungkin tidak bernilai. Namun bagi Arini Soendjojo, pemilik Rini Sari Handicraft, kain batik yang sudah kumal bisa disulap menjadi produk bernilai tinggi.
Konsumen yang menggandrungi karyanya tidak hanya masyarakat domestik, melainkan juga warga mancanegara. Kain-kain batik lawas dikemas Arini menjadi berbagai bentuk aksesori rumah, mulai dari bantal lantai, bantal kursi, seprei, gorden, hiasan dinding hingga bedcover.
Yang membedakan dengan produk sejenis lain, karyanya tidak dijual bebas di pasar, melainkan hanya kepada pembeli terbatas. Segmentasinya adalah pencinta seni dan masyarakat menengah ke atas.Memang hasil produksi Rini Sari Handicraft tidak semuanya berasal dari kain bekas. Banyak pula produk interior yang dibuat dengan menggunakan kain batik baru berdesain modern. Namun, interior dari kain batik lawas telanjur identik dan melekat di konsumen.
Agar konsumen tidak bosan dengan jenis-jenis produknya, Arini tidak terpatok pada desain batik tertentu. Dia sengaja mendatangkan kain batik dari berbagai kota seperti Solo dan Cirebon. Tidak hanya itu, dia juga mengumpulkan batik-batik kuno bekas pakai. ”Luar biasa, ternyata interior menggunakan batik kuno cepat diterima pasar, terutama luar negeri. Sejumlah hotel juga menyukai jenis itu,” katanya.
Berdasar penuturan sejumlah pembeli, ternyata kain batik kuno bekas lebih nyaman karena memberikan kesan klasik. Meski menggunakan kain bekas, kata dia, bukan berarti pengemasan disepelekan.Setiap kain bekas yang diperoleh diolah kembali sedemikian rupa agar memberikan nilai seni ketika dibuat aksesori. Arini berkomitmen menjaga kualitas produk. Setiap produk dikerjakan secara cermat dengan mengedepankan estetika dan nilainilai seni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar