Apa yang terbayang dalam benak jika seseorang bilang, "Makan sate yuk!"
"Sate? Daging yang dipotong kecil-kecil ditusuk lalu dibakar? Ayo..."
Jangan langsung bilang iya jika ternyata ajakan itu untuk makan Sate Afrika. Soalnya pasti berbeda dengan sate yang ada dalam bayangan. Sate memang identik dengan tusukan jika kita bicara sate khas Indonesia. Sate Afrika sungguh berbeda. Tak ada tusukan pada potongan daging kecil-kecil. Tak ada pula bumbu kecap atau bumbu kacang yang khas. Sate Afrika lebih menyerupai tongseng yang dibakar. Sate Afrika terbuat dari daging domba. Jadi hati-hati kalau belum terbiasa makan daging domba tanpa nasi. Perut akan terasa panaaas. Kamu bisa saja pesan nasi. Cuma kurang sreg kalau makanan khas Afrika ini jadi campur baur dengan makanan Indonesia.
Kita mudah memakannya karena masih ada tulang-tulang yang tersisa. Rasanya tidak segurih sate khas Indonesia. Rasanya sedikit hambar, kecuali potongan kecil daging diolesi mayonaise dan sambal cabe rawit yang pedas. Sate Afrika disajikan dengan pisang bakar. Restoran Sate Afrika yang pernah kucoba di sekitar Kuningan dan Tebet. Suasana kedua restoran yang lokasinya berbeda itu memiliki kesamaan. Nuansa bangunan kayu berbambu dan agak suram. Penasaran? Coba doong…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar